Ingatkah ?

Ingatkah ? 
Ingatkah kau pada malam itu? aku menunggumu didepan rumah. 
Hujan, petir, guntur, dan angin yang marah tak pernah ku hiraukan. 
apakah kau masi menangis mengenangnya, pengorbanan kecil yang indah. 
Membuka kembali lembaran kenangan singkat yang hampir tertelan. 

aku masih berdiri tegak didepan, memandang langit hitam kelam, 
menengadah pasrah pada kenyataan yang akan menyambut. 
kau diam tak bergeming menatapku dari jendela kamar, 
tersenyum diselingi ribuan tetes air yang jatuh membasahi pipi. 

Tubuh ku basah kuyup karena hujan, aku ingin marah pada hujan. 
Tapi entah mengapa ada sebuah perasaan yang hampir menghilang. 
aku bilang "coba keluar, lihatlah bintang favoritmu diatas sana." 
"Tidak, bintangku telah lama pudar tersapu hujan." balasnya setengah menangis 

aku masih tetap diam menunggumu keluar, 
menikmati sentuhan hujan yang mulai menyatu dengan airmata ini. 
"Aku masih menunggumu keluar, membawakanku sebuah jaket", 
ku bilang begitu dengan nada suara memelas dan senyum pedih 

Bukan Desember, itu Februari. 
Bulan yang hampir saja menyatukan kita kembali. 
Begitu berat kau merengkuh ku dalam masa depan. 
kau memilih melepas ku dibulan Desember. 
Bulan yang juga penuh hujan, tangis, kesabaran, dan keikhlasan.

3 comments:

  1. Anonymous said...

    heemmm...

  2. Unknown said...

    kenapa gan??

  3. Anonymous said...

    keren ni tulisan..